Sabtu, 15 Oktober 2011

psikologi olahraga.
RELAKSASI DAN TEKNIK PENGGUNAAN ENERGI UNTUK PENGATURAN ARROUSAL "KEGAIRAHAN"
SILAHKAN DOWNLOAD LINK DI BAWAH INI

DISINI AJA .pdf
selengkapnya...

Senin, 10 Januari 2011

prinsip-prinsip mengajar

PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR

Untuk memenuhi tugas matakuliah landasan pendidikan
yang dibina oleh Prof. Dr. Pudjiono,M.Pd









Disusun Oleh:
Ika Ahmad Arif Rohmawan, S.Pd / 10735006
Fakhrur Rozy s.or / 10735005



PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011


BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK), yang diperbaharui dengan Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan KBK, pada penyusunan RPP menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan penghidupannya sebagai insan mandiri.
Demikian pula, pada pihak siswa, karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas, mereka sudah merasa enjoy dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi. Selain dari karena kebiasaan yang sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah, kondisi ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan guru yang masih terbatas tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa. Karena penghargaan terhadap profesi guru sangat minim, boro-boro sempat waktu untuk membaca buku yang aktual, mereka sangat sibuk untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan memang itu kewajiban utama, apalagi untuk membeli buku pembelajaran yang inovatif. Mereka bukan tidak mau meningkatkan kualitas pemebelajaran, tetapi situasi dan kondisi kurang memungkinkan. Permasalahannya adalah bagaimana mengubah kebiasaan prilaku guru dalam kelas, mengubah paradigma mengajar menjadi membelajarkan, sehingga misi KBK dapat terwujud. Dengan paradigma yang berubah, mudah-mudahan kebiasaan murid yang bersifat pasif sedikit demi sedikit akan berubah pula menjadi aktif.
Tulisan sederhana ini sengaja dibuat untuk para guru, yang saya hormati dan saya banggakan, untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, semoga dengan sajian sederhana ini dapat dijadikan bekal untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, sehingga kualitas beramal melalui profesi guru menjadi meningkat pula. Tulisan ini membahas prinsip-prinsip mengajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi siswa sesuai tuntutan kurikulum, serta untuk mengingatkan model-model belajar agar memahami benar bagaimana siswa belajar yang efektif, dan model pembelajaran yang bisa dipilih dan digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, materi, fasilitas, dan guru itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan mengajar?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam mengajar?
3. Bagaimanakah gaya-gaya dalam mengajar?
4. Bagaimanakah model-model pembelajaran yang dapat diberikan?

C. TUJUAN
Dalam menyelesaikan sehubungan denga persoalan tersebut diatas dapat kita selesaikan dengan:
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan mengajar.
2. Untuk mengetahui bagaimnakah prinsip-prinsip dalam mengajar.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya dalam mengajar.
4. Untuk mengetahui model-model pembelajaran yang dapat diberikan.

D. MANFAAT PENULISAN
Berkaitan dengan pentingnya akan pengetahuan tentang prinsip-prinsip mengajar dalam dunia pendidikan kita akan belajar bersama dan berusaha memahaminya secara mendalam.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Hakekat Mengajar
1. Pengertian mengajar
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler (1986) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan. Gagne dan Briggs (1979:3) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994:3) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik. Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984:10). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.(Arief. Sukadi, 1991;12).
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam kehidupan manusia khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan khususnya bidang psikologi pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan maka psikologi pendidikan berusaha untuk mengkaji bagaimana tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia dan bagaimana proses belajar terjadi. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah ini manusia bebas untuk bereksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya. Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan itu pun kenyataan tragis juga dapat terjadi karena faktor belajar. Contohnya begitu banyak kejadian di mana orang pintarlah yang paling banyak melakukan kepintarannya untuk menghancurkan kehidupan orang lain. Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting. Alasannya karena belajar berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan teknologi hasil belajar kelompok manusia tertindas dapat juga digunakan untuk membangun benteng pertahanan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi Anda sebagai mahasiswa atau sebagai calon guru atau guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar siswa-siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Seorang siswa yang menempuh proses belajar idealnya mengalami perubahan, ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis yang utuh dan menyeluruh.
Mengajar adalah suatu proses pengaturan kondisi-kondisi dengan mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan-tujuan sendiri. Mengajar ada yang bersifat tacher centered dan ada yang pupil centered, tipe pertama bisa diberi batasan sebagai berikut: Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak-anak. Dua batasan mengajar di atas, sudah cukup member gambaran tentang apa itu mengajar, pembahasan secara luas dan rinci telah dibahas ilmu yang langsung berhubungan denganya, misalnya didaktik metodik.
Secara global mengajar bias dibedakan menjadi:
1. Mengajar menurut faham lama:
Guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan informasi/fakta-fakta agar dikuasai siswa, siswa sendiri hanya menerima/pasif.
2. Mengajar menurut faham baru:
Guru sebagai pengelola, pengatur, peracik lingkungan berupa tujuan, materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif.

B. Prinsip-prinsip Mengajar
1. Kompetensi guru
Pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara belajar mengajar.
a. Kompetensi Kepribadian
Semua pendidik, seyogyanya guru mempunyai kepribadian yang harmonis atau keseimbanga antar aspek jasmani, aspek jiwa dan aspek rohani yang lebih dalam aspek budi, yang berhubungan dengan keyakinan dan falsafah hidupnya.
b. Kompetensi Penguasaan Atas Bahan
Seorang guru harus mengerti dengan baik materi yang akan diajarkan, baik pemahaman detailnya maupun aplikasinya. Hal ini sangat diperlukan dalam menguraikan ilmu pengetahuan, pemahaman, keterampilan-keterampilan dan apasaja yang harus ditampilkan pada anak didiknya dalam bentuk komponen-komponen atau informasi-informasi yang sesungguhnya dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
c. Kompetensi Dalam Cara Belajar Mengajar
Guru juga sangat dituntut terampil dalam mengajar, yang secara global meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ia harus mampu menyusun setiap program, mulai dari memilih perlengkapan yang cocok, pembagian waktu yang tepat, metode mengajar yang sesuai, hingga keseluruhan kegiatan tersusun dengan baik.

2. Aspek-aspek psikologi dalam mengajar
a. Mengarahkan dan membimbing belajar
Pendidik harus senantiasa harus menunjukkan kepada anak manusia yang masih muda ini tentang kepantingannya dengan segala variasi dan perubahan-perubahan yang progresif, tujuan mereka belajar harus digaris bawahi dengan tebal dan jelas, mereka diperlihatkan jalan dan arah serta perlengkapan menuju tujuan yang sedang dikejar.
b. Motivasi
Guru harus mampu memberikan dorongan moral yang baik dlam proses pembelajaran.
c. Sikap
Pendidik-pendidik disekolah adalah manusia yang berkepribadian utuh dan baik, pendukung nilai-nilai yang diajarkannya dengan cara menjadi nyata bagi anak didiknya.
d. Teknik
Teknik yang dipilih harus sesuai dengan materi yang sedang disampaikan dan keadaan siswanya keciali pendekatan secara psikis.
e. Mengenal dan mengusahakan terbentuknya pribadi yang baik
Guru yang tajam pengamatannya akan segera mengetahui tingkat intelegensi anak didiknya, ketajaman pikirannya, sikapnya, minatnya dan segala aspek kepribadiannya.

C. Gaya Mengajar
Spektrum gaya mengajar dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan murid dan pelaksanaan pembagian tanggung jawab. Metode yang ada dalam spektrum gaya mengajar ada 11 yaitu:
- Gaya komando (the command style)
- Gaya latihan (the practice style)
- Gaya resiprokal (the reciprocal style)
- Gaya inklusi (the inclusion style)
- Gaya uji mandiri (the self check style)
- Gaya penemuan terbimbing (guided discovery)
- Gaya penemuan tunggal (convergent discovery)
- Gaya penemuan beragam ( divergent production)
- Gaya program individu (individual program)
- Gaya inisiasi siswa (learner initiated)
- Gaya pengajaran mandiri (self teaching)
Dari 11 gaya mengajar Mosston tersebut ada 4 macam gaya mengajar yang sering digunakan dan dapat dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Gaya tersebut adalah:
1. Gaya komando (The Command Style)
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru, sedangkan peserta didik/siswa hanya berperan sebagai pelaku ataupun pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru. Esensi dari gaya komando adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/siswa dalam menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru.Gaya komando sangat sesuai untuk kegiatan pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar.
2. Gaya latihan atau penugasan (The Practice Style)
Pada awalnya guru menggunakan gaya komando, namun dalam tahap tertentu memberi tugas kepada siswa dan dalam melaksanakan tugas tersebut siswa boleh mengambil keputusan sendiri. Perubahan harus diadakan dengan cara pengalihan keputusan yang spesifik dari guru kepada peserta didik/siswa dalam 9 (sembilan) kategori pelaksanaan, yang terdiri dari: (1) sikap (2) lokasi (3) urutan tugas (4) waktu untuk mengawali tugas (5) irama dan kecepatan (6) waktu untuk mengakhiri tugas (7) interval; (8) pakaian dan penampilan dan (9) inisiatif pertanyaan sebagai klarifikasi.
Guru berperan dalam membuat keputusan dalam perencanaan dan evaluasi. Guru bertindak sebagai penyusun rencana dan mempresentasikan rencana tersebut kepada peserta didik/siswa. Pada saat pelaksanaan, peserta didik/siswa mempunyai kesempatan untuk belajar mengimplementasikan berdasarkan sembilan kategori tersebut dan guru tidak memberi komando dalam aktivitas siswa. Sedangkan pada tahap evaluasi, guru melakukan observasi/pengamatan terhadap kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik/siswa secara individu. Gaya latihan sangat sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar.
3. Gaya resiprokal (The Reciprocal Style)
Pada gaya resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/siswa yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator. Kelompok siswa yang bertindak sebagai observer mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dfengan membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini evaluasi dilakukan oleh peserta didik/siswa sendiri secara bergantian. Melalui upaya mengevaluasi aktivitas temannya, diharapkan siswa juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar, karena setiap siswa akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka akan berupaya untuk menguasai konsep geraknya yang benar. Untuk pelaksanaan gaya resiprokal, siswa terlebih dahulu harus mempelajari teknik dasar, dan gaya resiprokal ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan.
4. Gaya inklusi (The Inclusion Style)
Pada gaya inklusi, guru berperan sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan, sedangkan peserta didik/siswa menentukan pilihan terhadap kelompok kegiatan dalam pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan, dan menetapkan pembagian level, atau kelompok kegiatan atas dasar kemampuan peserta didik/siswa yang terkait dengan tingkat berat dan kesulitan aktivitas yang akan dilakukan. Level 1 merupakan level yang paling mudah, level 2 lebih sulit dari pada level 1, level 3 lebih sulit dari pada level 2 dan seterusnya. Disamping menetapkan pembuatan level, guru juga menetapkan criteria kemampuan pada tiap levelnya. Selanjutnya siswa secara bebas boleh memilih aktivitas pada level yang mereka anggap sesuai dengan kemampuannya (siswa) sendiri.Dan siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi kemampuan dirinya atas dasar lembar kriteria kemampuan yang telah dibuat oleh guru dan mengambil keputusan untuk berpindah level yang ada diatasnya (yang lebih tinggi). Untuk pelaksanaan gaya inklusi, siswa terlebih dahulu harus pernah melakukan pembelajaran teknik dasar.
D. Model-Model Pembelajaran
1. Model Ceramah
Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, disko, pleno, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan (handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dll.









2. Diskusi Umum (diskusi kelas)
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.








3. Curah Pendapat(Brainstorming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.










4. Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.








5. Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.









6. Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan). Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.






7. Sandiwara
Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.






8. Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.












9. Praktek Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.







10. Bermain (Games)
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai. (http://ktsp08.multiply.com/)

















BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
Mengajar adalah suatu proses pengaturan kondisi-kondisi dengan mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan-tujuan sendiri. Secara global mengajar bias dibedakan menjadi: 1) Mengajar menurut faham lama: Guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan informasi/fakta-fakta agar dikuasai siswa, siswa sendiri hanya menerima/pasif. 2) Mengajar menurut faham baru: Guru sebagai pengelola, pengatur, peracik lingkungan berupa tujuan, materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif.
Prinsip-prinsip Mengajar: kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, kompetensi dalam cara belajar mengajar. Aspek-aspek psikologi dalam mengajar meliputi mengarahkan dan membimbing belajar, motivasi, sikap, teknik, dan mengenal dan mengusahakan terbentuknya pribadi yang baik.
Metode yang ada dalam spektrum gaya mengajar ada 11 yaitu: Gaya komando (the command style), Gaya latihan (the practice style), Gaya resiprokal (the reciprocal style), Gaya inklusi (the inclusion style), Gaya uji mandiri (the self check style), Gaya penemuan terbimbing (guided discovery), Gaya penemuan tunggal (convergent discovery), Gaya penemuan beragam ( divergent production), Gaya program individu (individual program), Gaya inisiasi siswa (learner initiated), Gaya pengajaran mandiri (self teaching).
Model model pembelajaran terdiri dari ceramah, diskusi umum (diskusi kelas), curah pendapat, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, sandiwara, demonstrai, praktek lapangan, bermain.


2. Saran
Guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, mampu membuat siswa lebih aktif pada pembelajaran sehingga terjadi proses belajar (learning), dan bukan mengajar (teaching). Untuk itu perlu adanya pendekatan kepada siswa, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan motivasi terhadap kemauan untuk belajar khususnya pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.






















DAFTAR RUJUKAN


Depdiknas. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Isi Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dwiyogo,D, Wasis. 2007. Sistem Penyusunan Bahan Ajar. Malang: Wineka Media.
Dwiyogo,D, Wasis. 2007. Pengembangan Kurikulum Penjas & Olahraga. Malang: Wineka Media.
Muhibbin Syah, 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru, Bandung, Remaja RosdaKarya.(sumber : www.ut.ac.id)
Mustaqim. . Psikologi Pendidikan. Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo. Semarang.
selengkapnya...

Minggu, 01 Agustus 2010

bagi temen-temen yang butuh perangkat pembelajaran mulai dari RPP,PROMES, DAN SILABUS.
neh tadi jalan2 eh ternyata ketemu yang lumayan lengkap. untuk mempermudah neh saya link silahkan klik di bawah ini

klik disini aj
selengkapnya...

Sabtu, 31 Juli 2010

DOPING
PENDAHULUAN
Masalah doping sudah menjadi pembicaraan besar sejak pertengahan abad 19. Pembicara doping pada masa sekarang pun masih menjadi berita besar hal ini dapat dilihat dari kasus-kasus olahragawan yang menggunakan doping demi mengejar juara, mendapatkan medali dan prestasi, dari dulu sampai sekarang masih hangat untuk dibicarakan, lebih-lebih pada masa sekarang yang mempunyai latar belakang yang lebih komplek dan bervariasi.
Suatu pertanyaan muncul apakah betul jika seorang olahragawan menggumakan doping akan memberi pengaruh pada dirinya? Doping digunakan sebagai suatu substansi atau pengaruh untuk meningkatkan penampilan seorang olahragawan secara tidak jujur didalam persiapannya untuk kompetisi. Akan tetapi doping yang dilakukan terus menerus akan memberikan akibat yang buruk terhadap kesehatan fisik maupun psikologis, sehingga dilihat dari satu sisi memberikan keuntungan bagi olahragawan akan tetapi dari sisi lain memberikan kerugian yang lebih besar baik fisik maupun psikologis bagi pemakainya.
Dalam dinia olahraga sudah banyak dikenal istilah doping. Banyak atlit atau pelatih karena ambisi untuk menang dan memecahkan rekor tega melakukan doping. Pada umumnya mereka yang melakukan doping tidak mempertimbangkan kerugian-kerugian dari pengguna obat-obat berbahaya tersebut, mereka hanya memikirkan keuntungan yang sesaat.
Istilah doping berasal dari kata dop yaitu suatu minuman di Afrika yang menggunakan ekstrak kola, alkohol dan xanthin. Doping didifinisikan sebagai suatu pengguna bahan termasuk subtansi fisiologi dalam berbagai bentuk kedalam tubuh, dalam jumlah dan cara yang tidak wajar pada seorang sehat dengan tujuan khusus membuat dan menaikkan penampilan yang terbaik dalam suatu kompetisi. Oleh karena itu untuk menetapkan kemurniaan sebagai juara dalam kompetisi tingkat nasional maupun internasional selalu dilakukan doping kontrol yang melibatkan pengetahuan klinik dan analisa kimia.
PENGGOLONGAN DAN FARMAKOLOGI OBAT DOPING
International Olympic Committee (1984) menetapkan daftar obat doping sebagai berikut:
A. Obat Stimulan psikomotor
Jenisnya : amfetamin, dimetilamfetamin, etilamfetamin, metilamfetamin, benzfetamin, khlorfentermin, kokain, dietilpropion, fencamfamin, meklofenoksat, metilfenidat, norpseudoefedrin, pemolin, fendrimetasin, fenmetrasin, fentermin, diprodol, prolitan, dll
Kelelahan merupakan faktor yang sangat mengganggu penampilan seorang atlit dilapangan. Untuk mengurangi rasa lelah sering digunakan stimulansia yaitu amfetamin dan derivatnya.
Amfetamin merupakan obat sebagai simpatomimetik tak langsung pada sel reseptor akhir saraf artinya tergantung pada peningkatan kadar transmiter pada ruang sinap. Amfetamin memberikan efek ini karena melepaskan depot intra seluler katekolamin. Karena amfetamin juga menghambat monoamin oksidase (MAO), kadar katekolamin yang tinggi mudah dilepaskan kedalam ruang sinaps.amfetamin di absorbsi sempurna dalam saluran pencernaan, dimetabolisme hati dan dikeluarkan dalam urine. Penyalahgunaan amfetamin sering menggunakan obat dengan suntikan intravena atau merokok. Euforia yang disebabkan amfetamin berlangsung 4-6 jam.. Oleh karenanya amfetamin berefek menaikkan tekanan sistolik, frekuensi, relaksasi otot polos bronkhus dan usus, dilatasi pupil, mengurangi sekresi air ludah, menaikkan kecepatan metabolisme, menaikkan konsumsi oksigen, menaikkan kadar asam lemak bebas, pada sistem saraf pusat menaikkan aktivitas psikomotor, stimulasi, respirasi, mengurangi rasa ngantuk. Bahaya pemakaian amfetamin adalah terjadinya kehabisan cadangan metabolit pada sel, diduga hal ini yang dapat menyebabkan kematian

B. Simpatomimetika
Jenisnya : efedrin metilefedrin, metafedrin, isioterin, khlorpenalin, isaprenalin, metoksifenamin.
Efedrin dan derivatnya sering digunakan sebagai doping. Efedrin merupakan simpatomimetik yang mekanisme kerjanya mirip dengan amfetamin. Dalam klinik efedrin digunakan dalam pengobatan asma, alergi hipotensi selama spinal, nasal, dekogestan dan adanya blok atrioventrikuler. Efedrin bersifat agonis terhadap reseptor alfa dan beta adrenergik dan efek mnambah pelepasan noreipinefrin para neuron simpatis. Obat ini cukup baik diabsorbsi per oral. Dari sifat diatas maka obat ini berefek menstimulasi jantung dan menaikkan tekanan perifer, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Stimulasi pada reseptor alfa adregenerik berakibat kenaikan resistensi kandung kencing, sedangkan pada reseptor beta di paru menyebabkan bronchodilatsi. Stimulasi efedrin terhadap sistem saraf pusat lebih lama dibanding amfetamin
Pada pemberian per oral onset obat tampek setelah beberapa jam. Obat ini dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk tak berubah dan mempunyai waktu paruh sekitar 3-6 jam.

C. Stimulansia sentral
Jenisnya : kafein, amifenasol, bemigrid, kropropamid, deksopram, ethamifan, leptazol, nikethamid, pikrotoksin, strikhnin.
Xanthin dapat bekerja melalui berbagai mekanisme, termasuk translokasi kalsium akstraseluler, meningkatkan siklik adenosin monofosfat (cAMP) dan siklik guanosin monofosfat dengan akibat penghambatan berefek fosfodiesterase dan reseptor adenosin. Kafein merupakan derivat xanthin yang dapat berefek pada sistem aktifitas retikuler, pembuluh darah, otot skelet, medula adrenal dengan akibat kenaikan asam lambung, pepsin, frekuensi jantung, tekanan darah meningkat, lipolisis naik, kontraktilitas otot skelet naik, konsumsi oksigen dan kecepatan metabolisme naik dan diuresis bertambah.
Kafein berpengaruh pada penambahan penampilan dan aktivitas indurasi atlit, karena stimulasi sistem saraf pusat, kenaikan metabolisme lemak dan kontraktilitas otot skelet. Kafein berpengaruh pila pada glikogenolisis dan menghambat penggunaan sediaan glikogen otot.
Efek buruk kafein dapat menyebabkan sakit kepala, tremor, nervous, aritmnia. Efeksamping yang paling sering terjadi adalah atlit kurang bisa istirahat, hiperaktivitas, mulut kering, tinnitus, skotoma, mialgia, dan depresi.

D. Analgesik Narkotik
Jenisnya : morfin, oksomorfin, hidromorfin, anileridin, kodein, dekstromoramid, dihidrokodein, dipipaono, heroin, dihidrokodon, levorfanol, metadon, pentazosin, pethidin, piminodin, thebakon, trimeperidin, dll
Golongan ini terutama dipergunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Diketahui bahwa cidera, luka bakar, peradangan tumor, kolik dan sebagainya seringkali disertai nyeri. Pada keadaan tersebut pengguna narkotik analgetik merupakan indikasi medik. Masalah yang timbul mempunyai dua sisi. Pada satu sisi, nyeri adalah isyarat biologis daripada ancaman kegagalan organisme dan tidak disembunyikan sampai penyebab ditemukan. Pada sisi lain murni masalah medik. Nyeri hebat dapat menurunkan tekanan darah, kehilangan kesadaran dan sebagainya yang tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Karena tekanan pada atlit sangat berat bahwa mereka harus berprestasi baik, kadang-kadang mereka mempergunakan narkotik untuk pelarian emosional. Latihan beban selama ber jam-jam seringkali disertai nyeri pada otot disertai pembebanan tendon dan persendian.
Dari golongan ini sangat terkenal dan sering disalah gunakan adalah morfin dan derivatnya. Morfin dan opioidbereaksi pada beberapa sistem dalam sistem saraf pusat, baik spinal maupun supraspinal. Sebagai agonis terhadap suatu reseptor khusus, secara selektif menghambat reflek nocicaptive dan memacu terjadinya analgesik terutama bila digunakan secara intrathecal atau lokal pada medulla spinalis. Efeklain dari morfin adalah terjadinya perubahan mood sampai dengan perasaan senang (euforia). Efek sentral yang merugikan adalah pada hiphotalamus berupa perubahan titik keseimbangan regulasi suhu tubuh.akibatnya dapat terjadi hipertermia. Disamping itu morfin juga menekan pusat pernafasan pada batang otak, sehingga pada tingkat keracunan bisa berakibat berhentinya pernafasan.

E. Steroid Anabolik
Jenisnya : testoteron, metiltestoteron, dehidrohlormetil testoteron, fluoksimesteron, oksimestoron, mesterolon, menthenolon, methandeinon, nadrolon, norethandrolon, oksimetolon, stanozolol, klostebol.
Obat ini derivat hormon laki-laki atau androgen. Sehingga nama lengkapnya menjadi hormon steroid androgonik anabolik. Dari struktur kimia tampak cincin steroid yang juga ada pada kartikosteroid. Hormon kartokosteroid mempunyai efek antiinflamasi dan sifat-sifat yang membedakan dengan steroid anabolik.
Anabolik steroid dapat digunakan secara oral atau injeksi. Pertanyaannya yang timbul, apakah steroid anabolik dapat meninggikan performance seorang atlit? Jawabnya dalah “ya” yaitu dengan menambah ukuran dan kekuatan otot, terutama bila terlatih ototnya dan nutrisi baik. Dalam sel otot, steroid anabolik menunjukkan stimulasi produksi protein, sekaligus menekan efek katabolik kortokosteroid yang dilepas oleh tubuh selama terjadi tekanan (stress).
Pada sel-sel tertentu anabolik merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya janggut dan penebalan pita suara. Tentang pengaruh buruknya adalah bahwa steroid anabolik berefek menurunkan produksi testosteron oleh testis. Hal ini terjadi dengan mekanisme monitoring hyphotalamus terhadap kadar hormon kelamin menurunkan stimulasi pada kelenjar pituitari dalam melepaskan gonodotropin, berakibat hormon lutein berkurang dan testis menghasilkan sedikit testosteron. Disamping itu hormon penstimulasi folikel juga turun dan berakibat produksi sperma rendah.
Naiknya agesivitas dan timbulnya iritabilitas bagi sebagian atlit menguntungkan karena timbul keberanian yang lebih besar. Karena terjadi ketidak seimbangan antara motivasi dan kekuatan otot, maka sering terjadi cidera pada otot, tendo dan jaringan ikat lain.
Penggunaan steroid anabolik juga berpengaruh pada gambaran lipida darah yaitu HDL kholesterol turun dan LDI naik dan ini merupakan faktor resko penyakit jantung , dapat berupa infrak miokard maupun hipertensi. Tumor hati baik jinak maupun ganas terjadi pada pemakaian steroid anabolik. Efek samping steroid pada wanita dapat terjadi pertumbuhan bulu pada wajah dan tubuh, suara membesar dan pembesaran klitoris.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka penyaji dapat menyimpulkan bahwa bahwa perangsangan SSP oleh obat pada umumnya melalui dua mekanisme yaitu
1. Mengadakan blokade sistem penghambatan.
2. Meningkatkan perangsangan sinaps.
Ada beberapa mekanisme yang dapat merangsang napas yaitu :
1. Perangsangan langsung pada pusat napas baik oleh obat atau adanya perubahan pH darah.
2. Perangsangan dari implus sensorik yang berasal dari kemo reseptor di badan karotis.
3. Perangsangan dari implus eferen terhadap pusat napas
4. Pengaturan dari pusat yang lebih tinggi.
Belum ada obat yang selektif dapat merangsang pusat vasomotor. Bagian ini ikut terangsang bila ada rangsangan pada medula oblongata oleh obat perangsang napas dan analeptik.

DAFTAR PUSTAKA
Amir Syarif, SKM, dr. Dkk. 2003.”farmakologi dan terapi”. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
Dangsina, Moeloek, MS,Sp KO, dr.Dkk. 2000.”Pedoman dan Verifikasi Gender”. Surabaya.
Mery J, Mycek, Dkk. 1995.”Farmakologi Ulasan Bergamba”. Jakarta : Widya Medika.
Dangsina, Moeloek.1995. “Doping”. Jakarta : Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI)
selengkapnya...
PRINSIP MENGAJAR KETERAMPILAN
MOTORIK OLAHRAGA

BAB I
LATAR BELAKANG

Merupakan suatu kenyataan bahwa bidang studi pendidikan jasmani, adalah mata pelajaran yang sering dinanti-nantikan oleh peserta didik, baik tingkat SD, SLTP maupun SLTA. Dari penagmatan, dapat dilihat betapa kecewanya peserta didik bila jam pelajara olahraga diganti dengan kegiatan lain yang bukan olahraga. Dari pengamatan, juga dapat dilihat betapa kecewanya peserta didik bila jam pendidikan jasmani tidak dapat diselenggarakan. Dalam hal ini, kiranya layak diajukan suatu pertanyaan: apa sebenarnya yang melatarbelakangi itu semua, sehingga jam pelajaran pendidikan jasmani selalu dinanti-nanikan oleh peserta didik.
Jawaban dari pertanyaan yang diajukan diatas sebenarnya sangat sederhana sekali, yaitu mereka memiliki harapan tertentu pada jam pelajaran pendidikan jasmani tersebut. Yaitu memperoleh kegembiraan, harapan untuk sehat dan harapan untuk menyalurkan hobi.sehingga mereka hadir dilapangan dengan haparan-harapan seperti diatas. Oleh karena itu maka perlu adanya suatu teknik mengajar yang baik sehingga selain tujuan pembelajaran terpenuhi juga dapat memenuhi harapan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP- PRINSIP MENGAJARKAN KETERAMPIKAN MOTORIK

1. mengaktifkan dan memotivasi peserta didik
peserta didik usia sekolah dasar merupakan individu yang selalu aktif melakukan konfrontasi baik terhadap alam sekitarnya, maupun terhadap dirinya sendiri. Mereka tidak hanya selalu ingin tahu tentang sesuatu, tetapi mereka selalu ingin mencoba dan mengalami. Mereka juga adalah individu yang aktif bergerak, berlari, melompat, melempar, memanjat dan sebagainya. Hampir semua stimulus yang datang selalu direspon dengan gerak.
Bila kita melakukan pengamatan secara cermat, maka dapat ditarik beberapa kesimpulam antara lain :
 Melalui gerak, mereka mendapat kegembiraan
 Melalui gerak, mereka berusaha memecahkan masalah
 Melalui gerak, mereka berusaha mencari keputudan
 Melalui gerak, mereka dapat menemukan dirinya sendiri
 Melalui gerak, mereka berusaha mendapatkan pengakuan dirinya dari orang lain
 Melalui gerak, mereka dapat mengungkapkan emosional
 Melalui gerak, mereka berusaha untuk berkomunikasi.
 Melalui gerak, Mereka berusaha untuk berinteraksi.
Anak usia sekolah dasar selalu aktif udan bergairah untuk bergerak. Aktif bergerak merupakan ciri khas dan kebutuhan dirinya. Hal ini merupakan kenyataan yang dapat diamati dalam kehidupan mereka sehari-hari, bahkan orang tua mereka dan anggota keluarga lainnya yang sudah dewasa sering dibikin kesal oleh perilaku anaknya yang aktif bergerak.
Dari uraian diatas, secara logis dapat dikatakan bahwa bukan sesuatu yang sulit bagi pendidikan guru jasmani untuk membangkitkan gairah dan motivasi mereka melakukan aktivitas motorik dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani. Namun kenyataannya dilapangan, tidak jarang ditemui peserta didik kurang bergairah untuk melakukan gerakan yang dituntut oleh guru.
Pada dasarnya, keadaan seperti diatas adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi. Hal ini disebabkan karena kita mengetahui bahwa didalam pendidikan jasmani ada unsur-unsur kegembiraan, bermain, persaingan, interaksi sosial, komunikasi dan sebagainya. Semua unsur tersebut merupakan kebutuhan yang bersifat alami yang dimiliki dan diinginkan oleh peserta didik usia sekolah dasar.
2. ketahui terlebih dahulu kemampuan awal peserta didik
kenyataan dilapangan yang sering ditemukan adalah bahwa kemampuan awal peserta didik sering diabaikan. Maksudnya adalah guru pendidikan jasmani sering langsung menyajikan materi pengajaran sesuai dengan apa yang tertuang didalam kurikulum, tanpa terlebih dahulu melihat apakah kondisi dan kemampuan peserta didik yang telah dituangkan dalam kurikulum. Pandangan dan pengertian yang demikian adalah suatu pandangan yang sempit dan kaku.
Pada hakekatnya seorang guru sebagai seorang pendidik harus menerima keberadaan setiap individu yang terlibat dalam suatu proses pembelajaran. Penerimaan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pengertian yang memndang pesert didik sebagai subjek yang akan menerima materi yang ada dalam kurikulum, tetapi lebih luas dari itu. Maksudnya bahwa guru harus menerima peserta didik sebagai individu yang perlu dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan mereka.
3. berikan pengalaman keberhasilan
Memberikan pengalaman keberhasilan dalam belajar ketrampilan montorik adalah memberikan kesempatan, kemungkinan atau pun peluang kepada peserta didik untuk mengalami suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Mengalami suatu keberhasilan, akan meningkatkan rasa percaya diri, bergairah dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Bila tuntutan kurikulum terlalu berat bagi peserta didik atau bagi beberapa individu peserta didik, maka disinilah dituntut keberanian, kemampuan dan ketrampilan guru pendidikan jasmani untuk mengambil tindakan atau keputusan lain. Kemampuan yang lain dimaksud haruslah selalu berorientasi bagi kepentingan peserta didik. Andai kata tuntutan kurikulum terlalu berat untuk dapat dipenuhi oleh peserta didik. Sementara dari sisi lain guru harus dapat memberikan pengalaman keberhasilan kepada peserta didik. Apa yang harus dilakukan oleh guru? Untuk dapat keluat dari permasalahan seperti diatas, berikut beberapa alternatif yang bisa diambil diantaranya :
 Mengurangi standar yang di tuntut dalam kurikulum
 Mengurangi standar teknik yang dituntut
 Ubah posisi awal dalam kurikulum
 Berikan bantuan baik bantuan langsung dari guru maupun menggunakan alat dan memodifikasi lingkungan atau tempat pelaksanaan gerakan
 Memodifikasi alat yang digunakan
4. kurangi bantuan
memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal merupakan tugas atau kewajiban bagi seorang guru. Tetapi bukan berarti bantuan tersebut harus diberikan terus menerus. Bila peserta didik diberikan bantun terus menerus maka mereka akan menjadi sangat tergantung pada bantuan yang diberikan. Akibatnya rasa percaya diri yang seharusnya ditumbuh kembangkan pada mereka menjadi berkurang atau peserta didik akan menjadi manja dan memiliki rasa takut untuk melakukan sesuatu.
Mengurang bantuan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu prinsip yang harus diperhatikan. Tetapi bukan berarti guru mengurangi bantuan secara terus menerus tanpa ada suatu patokan tertentu yang harus menjadi pedoman. Pengertian ini engacu pada suatu pertanyaan yang lebih operasional, yaitu kapan suatu bantuan dapat atau harus dikurangi.
5. berikan umpan balik
umpan balik merupakan salah satu prinsip yang teramat vital dan strategis dalam proses pembelajaran, terutama dalam menghadapi peserta didik usia sekolah dasar. Pengertian vital dan strategis menggambarkan bagaimana tingkat kepentingan dan besarnya peran serta fungsi dari pemberian umpan balik tersebut. Pengertian vital dapat diterjemahkan bahwa pemberian umpan balik (feedback) dapat mempercepat penguasaan suatu keterampilan dan tanpa pemberian umpan balik akan memperlambat proses pencapaian hasil yang optimal.
Perlu dipahami oleh guru pendidikan jasmani, bahwa peserta didik usia sekolah dasar dalam prosese penyelenggaraan pengajaran pendidikan jasmani, mereka lebih dikuasai emosional. Hal ini dapat diamati bila mereka telah berpakaian olahraga dan telah berada dilapangan. Mereka langsung aktif bergerak dan bermain. Perhatian mereka lebih tercurah pada unsur kegembiraan dan interaksi.

6. memfaatkan waktu seoptimal mungkin untuk melakukan latihan keterampilan motorik
salah satu prinsip untuk dapat meningkatkan kualitas unjuk kerja keterampilan motorik adalah latihan. Sering kali kita lihat bahwa guru pendidikan jasmani terlalu banya menggunakan atau menghabiskan waktu yang tersedia untuk hal-hal yang bersifat mengorganisasian pengajaran dan ceramah untuk menerangkan apa dan bagaimana tugas-tugas gerakan yang akan dilakukan sehingga peserta didik lebih banyak melihat dan mendengarkan. Sedangkan inti dari proses pembelajaran untuk menguasai keterampilan motorik adalah aktif melakukan latihan, sehingga memungkinkan peserta didik lebih banyak mengalami sendiri apa dan bagaimana gerakan yang dikuasai tersebut
untuk dapat mengaktifkan siswa agar lebih banyak melakukan latihan maka perlu dipersiapkan rencana pengajaran. Adapun rencana pengajaran itu adalah :
a. pengorganisasian peralatan yang akan digunakan
b. metode yang akan dipakai lebih bervariasi dan tepat guna
c. perubahan formasi peserta didik
d. bentuk latihan serta variasi latihan yang akan dilakukan
e. perencanaan tentang pengalokasian waktu
f. efaluasi
pengertian pemamfaatan waktu secara efesiaen dan efektif haruslah diorientasikan pada bagaimana merencanakan atau mempersiapkan pengajaran sehingga memungkinkan peserta didik lebih banyak memiliki waktu untuk berlatih.
7. memberikan bantuan dalam mengkonstruksi
mengkonstuksi rencana pengajaran merupakan tindakan yang berhubungan dengan dudaktik dan metodik, mengkonstuksi behan pengajaran dapat diartikan sebagai usaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk menguasai suatu keterampilan. Bantuan yang dimaksud dapat dilakukan dengan mengkonstuksi materi pengajaran sedemikian rupa.
Untuk dapat mengkonstuksi bahan pengajaran agar dapat membantu peserta didik, maka baik bentuk yang akan diajarkan maupun sisitematikanya perlu diamalisisi. Analisis terhadap bentuk-bentuk gerakan yang bertujuan untuk mengetahui apak bentuk gerakan yang akan diajarkan mempunyai relevensi yang tinggi dengan pengalaman gerakan yang tersimpan pada peserta didik. Bila peserta didik mengalami aktivitas motorik dengan motivasi yang rendah, maka guru akan sulit mengukur apakah gerakan yang ditampilkan oleh peserta didik merupakan kemampuan maksimal.
Sehubungan dengan yang diatas maka melalui penyajian materi yang diajarkan dari yang mudah ke yang lebih sulit merupakan salah satu prinsip yang harus diterapkan. Dengan demikian peserta didik akan mengalami suatu kberhasilan. Pengalaman keberhasilan tersebut akan meningkatkan motivasi belajar mereka.
8. dari yang sederhana ke yang lebih rumit ( dari yang mudah ke yang lebih sulit )
peserta didik usia sekolah dasar memiliki sifat cepat bosan (pembosan). Bila penyajian suatu materi pengajaran dimulai dari hal-hal yang rumit atau sulit dan mereka akan sering menemukan kegagalan dalam melakukan gerakan yang dituntut, maka kebosanan akan cepat timbul didalam dirinya. Kebosana yang timbul karena mereka tidak melihat atau merasakan dari usaha-usaha yang mereka lakukan.
9. aplikasikan keterampilan motorik yang sudah dikuasai kedalam situasi yang sesungguhnya
prinsip pengajaran mencapai tujuan kurikuler melalui bermain bukan berarti mengabaikan penguasaan teknik-teknik dari suatu cabang olahraga yang ada didalam kurikulum, tepapi mengembangkan bentuk-bentuk permainan yang mengarah pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga. Penerapan prinsip ini antara lain bertujuan
a. mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik
b. menyalurkan hasrat peserta didik untuk bermain
c. memperkaya bentuk-bentuk keterampilan motorik peserta didik
d. mengembangkan kreatifitas, sportifitas, solidaritas dan interaksi sosial peserta didik
e. mengatasi kekurangan peralatan yang dibutuhkan

10. mencapai tujuan kurikuler melalui bermain
dari hasil pengamatan terhadap penyelenggaraan pendidikan jasmani disekolah dasar ditemui beberapa kenyataan sebagai berikut :
a. materi pengajaran yang disajikan merupakan materi yang ada pada GBPP
b. dalam proses pembelajaran banyak peserta didik yang pasif karena menunggu giliran untuk melaksanakan tugas gerakan terlalu lama, ini akibat dari peralatan yang kurang mendukung
c. kepasifan peserta didik dalam melakukan gerakan yang dipelajari, juga disebabkan karena guru terlalu berotientasi pada pengajaran teknik-teknik gerakan yang dituntut secara rinci.
d. Kurikulum pendidikan jasmani sekolah dasar lebih banyak menuntut untuk mengajarkan cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan.

BAB III
SIMPULAN

1. Bidang studi pendidikan jasmani merupakan bidang studi yan dinanti-nantikan oleh peserta diidk
2. pendidikan jasmani menuntut aktivitas manusia dengan melibatkan tiga unsur yaitu kognitif, motorik dan afektif
3. penerapan prinsip pembelajaran keterampilan motorik haruslah berorientasi pada perkembangan dan pertumbuhan peserta didik baik kognitif, motorik maupun afektif.
4. setiap penerapan dan pengembangan prinsip pembelajaran keterampilan motorik haruslah bersifat memberikan bantuan pada peserta didik baik untuk memudahkan pencapaian tujuan, maupun dalam peningkatan kualitas proses pembelajara.

DAFTAR PUSTAKA

Kiram, Yaniar. 1992. Belajar Motorik. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
selengkapnya...

Jumat, 30 Juli 2010

kalender pendidikan 2010-2011

bagi yang membutuhkan kalender pendidikan TP. 2010-2011
SILAHKAN anda klik link dibawah ini:

download
selengkapnya...

Rabu, 17 Maret 2010

Selikas Tentang Rokok

Tahukan anda sebatang rokok mengandung :
2-3 mgr nikotin
10-30 mgr tar
3-6% carbon monoksida

Melihat orang merokok merupakan hal yang biasa bagi kita, tapi tahukan kita sesuatu yang kita anggap wajar tersebut ternyata sangat merugikan bagi mereka dan yang lebih parah lagi kita yang tidak merokok mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk merasakan dampak nigatifnya.
Mungkin alasan itulah yang mendorong pemerintah untuk mengeluarkan peraturan dilarang merokok di tempat/fasilitas umum, atau yang baru2 ini ada yang bahkan menyatakan haram dan ada juga yang mengatakan makruh saja. Pertanyaannya adalah mana yang benar?????? Ya kita serahkan saja kepada mereka yang ahli dibidangnya untuk menentukan hukumnya.
Dari segi kesehatan, merokok sangat tidak dianjurkan karena banyak bahan kimia yang sangat merugikan bagi tubuh. Berikut adalah bahan kimia beracun yang sering dijumpai dalam sebatang rokok
a. Aseton, merupakan zat penghapus cat kuku
b. Hydrogen Cyanide, adalah racun yang digunakan untuk pelaksanaan hukuman mati
c. Naphthalamine, sebagai zat bahan baku sintetis pewarna
d. Toluidine, merupakan bahan baku pewarna
e. Metanol, merupakan bahan bakar roket
f. Pyrene, merupakan hasil pembakaran yang bersifat racun
g. Dimenthinitrosanime, merupakan bahan atau cairan untuk batik
h. Naphthalene, atau kapur barus
i. Cadmium, zat yang dipakai dalam accu mobil
j. Carbom monoxide, merupakan gas beracun yang keluar dari knalpot
k. Benzopyrene, merupakan hasil pembakaran yang bersifat racun
l. Vinyl Chlorine, merupakan bahan plastic PVC
m. Ammonia, sebagai zat pembersih lantai
n. Urethane, sebagai bahan anestesi
o. Toluene, sebagai bahan pelarut industry
p. Dibenzacridine, sebagai hasil pembakaran yang bersifat racun
q. Phenol, zat pembersih lantai atau desinfektan
r. Polonium, merupakan zat radioaktif
s. Butane, merupakan bahan bakar korek api
t. Serta 3 unsur utama yang sanyat berbahaya yaitu: carbon monoksida (CO), Nikotin dan Tar (Dankenbring,1970)

Carbon Monooksida (CO)
Merupakan gas beracun yang tidak berbau hasil pembakaranrokok. Unsure ini merupakan penyebab utama gangguan pernafasan dan serangan jantung. Pada kondisi normal Haemoglobin (hb)merupakan unsur utama pengikat o2 dan member warna pada darah. Karena pengaruh co2 dari rokok, hb justru akan berikatan dengan unsur ini dan akibatnya o2 malah tersingkir. Padahal tubuh sangat membutuhkan 02 untuk seluruh aktifitas. Dampak selanjutnya jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras sehingga dapat menyebabkan penyumbatan yang dapat menimbulkan serangan jantung.

Nikotin
Merupakan zat yang bersifat aditif sehingga menjadikan orang ketagihan. Secara umum nikotin akan memobilisasi catecholamine sehingga efeknya akan menaikkan tekaan darah dan mempercepat denyut jantung, sehingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Beberapa turunan dari zat ini dapat menyebabkan kanker dan penggumpalan darah, juga dapat menyebabkan kelemahan dan kelainan sexs

Tar
Merupakan komponen yang terdapat dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan oleh nikotin dan tetesan-tetesan cairannya merupakan zat karsinogen penyebab utama penyakit kanker.
Itulah kenapa rokok sangat merugikan kita karena banyak zat yang tesebut diatas yang tidak satupun menguntungkan atau baik bagi tubuh. Semoga apa yang tertulis diatas menjadi pertimbangan anda untuk merokok selanjutnya.
Adakah alasan untuk berhenti merokok???.berikut alasannya,,,:
Menurut Penelitian American Cancer Society, memberikan angka statistik sebagai berikut tentang rokok
1. Dalam waktu 20 menit setelah berhenti merokok, maka :
• Tekanan darah akan kembali normal
• Aliran darah (nadi) akan kembali normal
• Suhu tubuh di tangan dan kaki akan kembali normal
2. Dalam waktu 8 jam setelah berhenti merokok, maka :
• Kadar CO dalam darah akan kembali normal
• Kadar O2 dalam darah akan kembali normal
3. Dalam waktu 24 jam setelah berhenti merokok, maka:
• Resiko serangan jantung akan menurun
4. Dalam waktu 48 jam setelah berhenti merokok, maka :
• Syaraf akan berkembang lagi secara normal
• Kepekaan indera penciuman dan pengecap akan kembali normal
5. Dalam waktu 57 jam setelah berhenti merokok, maka :
• Batang bronchial akan relaks kembali, sehingga membuat pernafasan ringan
6. Dalam waktu antara 2 minggu sampai 3 bulan berhenti merokok, maka :
• Sirkulasi darah akan kembali normal
• Fungsi paru-paru akan meningkat lebih baik sampai dengan 30%



Sumber
Hari Danuminarto, Aris Budi Santosa.2007.Experiental learning by ourbound. Titik Terang . Surabaya
selengkapnya...