Sabtu, 31 Juli 2010

PRINSIP MENGAJAR KETERAMPILAN
MOTORIK OLAHRAGA

BAB I
LATAR BELAKANG

Merupakan suatu kenyataan bahwa bidang studi pendidikan jasmani, adalah mata pelajaran yang sering dinanti-nantikan oleh peserta didik, baik tingkat SD, SLTP maupun SLTA. Dari penagmatan, dapat dilihat betapa kecewanya peserta didik bila jam pelajara olahraga diganti dengan kegiatan lain yang bukan olahraga. Dari pengamatan, juga dapat dilihat betapa kecewanya peserta didik bila jam pendidikan jasmani tidak dapat diselenggarakan. Dalam hal ini, kiranya layak diajukan suatu pertanyaan: apa sebenarnya yang melatarbelakangi itu semua, sehingga jam pelajaran pendidikan jasmani selalu dinanti-nanikan oleh peserta didik.
Jawaban dari pertanyaan yang diajukan diatas sebenarnya sangat sederhana sekali, yaitu mereka memiliki harapan tertentu pada jam pelajaran pendidikan jasmani tersebut. Yaitu memperoleh kegembiraan, harapan untuk sehat dan harapan untuk menyalurkan hobi.sehingga mereka hadir dilapangan dengan haparan-harapan seperti diatas. Oleh karena itu maka perlu adanya suatu teknik mengajar yang baik sehingga selain tujuan pembelajaran terpenuhi juga dapat memenuhi harapan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP- PRINSIP MENGAJARKAN KETERAMPIKAN MOTORIK

1. mengaktifkan dan memotivasi peserta didik
peserta didik usia sekolah dasar merupakan individu yang selalu aktif melakukan konfrontasi baik terhadap alam sekitarnya, maupun terhadap dirinya sendiri. Mereka tidak hanya selalu ingin tahu tentang sesuatu, tetapi mereka selalu ingin mencoba dan mengalami. Mereka juga adalah individu yang aktif bergerak, berlari, melompat, melempar, memanjat dan sebagainya. Hampir semua stimulus yang datang selalu direspon dengan gerak.
Bila kita melakukan pengamatan secara cermat, maka dapat ditarik beberapa kesimpulam antara lain :
 Melalui gerak, mereka mendapat kegembiraan
 Melalui gerak, mereka berusaha memecahkan masalah
 Melalui gerak, mereka berusaha mencari keputudan
 Melalui gerak, mereka dapat menemukan dirinya sendiri
 Melalui gerak, mereka berusaha mendapatkan pengakuan dirinya dari orang lain
 Melalui gerak, mereka dapat mengungkapkan emosional
 Melalui gerak, mereka berusaha untuk berkomunikasi.
 Melalui gerak, Mereka berusaha untuk berinteraksi.
Anak usia sekolah dasar selalu aktif udan bergairah untuk bergerak. Aktif bergerak merupakan ciri khas dan kebutuhan dirinya. Hal ini merupakan kenyataan yang dapat diamati dalam kehidupan mereka sehari-hari, bahkan orang tua mereka dan anggota keluarga lainnya yang sudah dewasa sering dibikin kesal oleh perilaku anaknya yang aktif bergerak.
Dari uraian diatas, secara logis dapat dikatakan bahwa bukan sesuatu yang sulit bagi pendidikan guru jasmani untuk membangkitkan gairah dan motivasi mereka melakukan aktivitas motorik dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani. Namun kenyataannya dilapangan, tidak jarang ditemui peserta didik kurang bergairah untuk melakukan gerakan yang dituntut oleh guru.
Pada dasarnya, keadaan seperti diatas adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi. Hal ini disebabkan karena kita mengetahui bahwa didalam pendidikan jasmani ada unsur-unsur kegembiraan, bermain, persaingan, interaksi sosial, komunikasi dan sebagainya. Semua unsur tersebut merupakan kebutuhan yang bersifat alami yang dimiliki dan diinginkan oleh peserta didik usia sekolah dasar.
2. ketahui terlebih dahulu kemampuan awal peserta didik
kenyataan dilapangan yang sering ditemukan adalah bahwa kemampuan awal peserta didik sering diabaikan. Maksudnya adalah guru pendidikan jasmani sering langsung menyajikan materi pengajaran sesuai dengan apa yang tertuang didalam kurikulum, tanpa terlebih dahulu melihat apakah kondisi dan kemampuan peserta didik yang telah dituangkan dalam kurikulum. Pandangan dan pengertian yang demikian adalah suatu pandangan yang sempit dan kaku.
Pada hakekatnya seorang guru sebagai seorang pendidik harus menerima keberadaan setiap individu yang terlibat dalam suatu proses pembelajaran. Penerimaan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pengertian yang memndang pesert didik sebagai subjek yang akan menerima materi yang ada dalam kurikulum, tetapi lebih luas dari itu. Maksudnya bahwa guru harus menerima peserta didik sebagai individu yang perlu dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan mereka.
3. berikan pengalaman keberhasilan
Memberikan pengalaman keberhasilan dalam belajar ketrampilan montorik adalah memberikan kesempatan, kemungkinan atau pun peluang kepada peserta didik untuk mengalami suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Mengalami suatu keberhasilan, akan meningkatkan rasa percaya diri, bergairah dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Bila tuntutan kurikulum terlalu berat bagi peserta didik atau bagi beberapa individu peserta didik, maka disinilah dituntut keberanian, kemampuan dan ketrampilan guru pendidikan jasmani untuk mengambil tindakan atau keputusan lain. Kemampuan yang lain dimaksud haruslah selalu berorientasi bagi kepentingan peserta didik. Andai kata tuntutan kurikulum terlalu berat untuk dapat dipenuhi oleh peserta didik. Sementara dari sisi lain guru harus dapat memberikan pengalaman keberhasilan kepada peserta didik. Apa yang harus dilakukan oleh guru? Untuk dapat keluat dari permasalahan seperti diatas, berikut beberapa alternatif yang bisa diambil diantaranya :
 Mengurangi standar yang di tuntut dalam kurikulum
 Mengurangi standar teknik yang dituntut
 Ubah posisi awal dalam kurikulum
 Berikan bantuan baik bantuan langsung dari guru maupun menggunakan alat dan memodifikasi lingkungan atau tempat pelaksanaan gerakan
 Memodifikasi alat yang digunakan
4. kurangi bantuan
memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal merupakan tugas atau kewajiban bagi seorang guru. Tetapi bukan berarti bantuan tersebut harus diberikan terus menerus. Bila peserta didik diberikan bantun terus menerus maka mereka akan menjadi sangat tergantung pada bantuan yang diberikan. Akibatnya rasa percaya diri yang seharusnya ditumbuh kembangkan pada mereka menjadi berkurang atau peserta didik akan menjadi manja dan memiliki rasa takut untuk melakukan sesuatu.
Mengurang bantuan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu prinsip yang harus diperhatikan. Tetapi bukan berarti guru mengurangi bantuan secara terus menerus tanpa ada suatu patokan tertentu yang harus menjadi pedoman. Pengertian ini engacu pada suatu pertanyaan yang lebih operasional, yaitu kapan suatu bantuan dapat atau harus dikurangi.
5. berikan umpan balik
umpan balik merupakan salah satu prinsip yang teramat vital dan strategis dalam proses pembelajaran, terutama dalam menghadapi peserta didik usia sekolah dasar. Pengertian vital dan strategis menggambarkan bagaimana tingkat kepentingan dan besarnya peran serta fungsi dari pemberian umpan balik tersebut. Pengertian vital dapat diterjemahkan bahwa pemberian umpan balik (feedback) dapat mempercepat penguasaan suatu keterampilan dan tanpa pemberian umpan balik akan memperlambat proses pencapaian hasil yang optimal.
Perlu dipahami oleh guru pendidikan jasmani, bahwa peserta didik usia sekolah dasar dalam prosese penyelenggaraan pengajaran pendidikan jasmani, mereka lebih dikuasai emosional. Hal ini dapat diamati bila mereka telah berpakaian olahraga dan telah berada dilapangan. Mereka langsung aktif bergerak dan bermain. Perhatian mereka lebih tercurah pada unsur kegembiraan dan interaksi.

6. memfaatkan waktu seoptimal mungkin untuk melakukan latihan keterampilan motorik
salah satu prinsip untuk dapat meningkatkan kualitas unjuk kerja keterampilan motorik adalah latihan. Sering kali kita lihat bahwa guru pendidikan jasmani terlalu banya menggunakan atau menghabiskan waktu yang tersedia untuk hal-hal yang bersifat mengorganisasian pengajaran dan ceramah untuk menerangkan apa dan bagaimana tugas-tugas gerakan yang akan dilakukan sehingga peserta didik lebih banyak melihat dan mendengarkan. Sedangkan inti dari proses pembelajaran untuk menguasai keterampilan motorik adalah aktif melakukan latihan, sehingga memungkinkan peserta didik lebih banyak mengalami sendiri apa dan bagaimana gerakan yang dikuasai tersebut
untuk dapat mengaktifkan siswa agar lebih banyak melakukan latihan maka perlu dipersiapkan rencana pengajaran. Adapun rencana pengajaran itu adalah :
a. pengorganisasian peralatan yang akan digunakan
b. metode yang akan dipakai lebih bervariasi dan tepat guna
c. perubahan formasi peserta didik
d. bentuk latihan serta variasi latihan yang akan dilakukan
e. perencanaan tentang pengalokasian waktu
f. efaluasi
pengertian pemamfaatan waktu secara efesiaen dan efektif haruslah diorientasikan pada bagaimana merencanakan atau mempersiapkan pengajaran sehingga memungkinkan peserta didik lebih banyak memiliki waktu untuk berlatih.
7. memberikan bantuan dalam mengkonstruksi
mengkonstuksi rencana pengajaran merupakan tindakan yang berhubungan dengan dudaktik dan metodik, mengkonstuksi behan pengajaran dapat diartikan sebagai usaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk menguasai suatu keterampilan. Bantuan yang dimaksud dapat dilakukan dengan mengkonstuksi materi pengajaran sedemikian rupa.
Untuk dapat mengkonstuksi bahan pengajaran agar dapat membantu peserta didik, maka baik bentuk yang akan diajarkan maupun sisitematikanya perlu diamalisisi. Analisis terhadap bentuk-bentuk gerakan yang bertujuan untuk mengetahui apak bentuk gerakan yang akan diajarkan mempunyai relevensi yang tinggi dengan pengalaman gerakan yang tersimpan pada peserta didik. Bila peserta didik mengalami aktivitas motorik dengan motivasi yang rendah, maka guru akan sulit mengukur apakah gerakan yang ditampilkan oleh peserta didik merupakan kemampuan maksimal.
Sehubungan dengan yang diatas maka melalui penyajian materi yang diajarkan dari yang mudah ke yang lebih sulit merupakan salah satu prinsip yang harus diterapkan. Dengan demikian peserta didik akan mengalami suatu kberhasilan. Pengalaman keberhasilan tersebut akan meningkatkan motivasi belajar mereka.
8. dari yang sederhana ke yang lebih rumit ( dari yang mudah ke yang lebih sulit )
peserta didik usia sekolah dasar memiliki sifat cepat bosan (pembosan). Bila penyajian suatu materi pengajaran dimulai dari hal-hal yang rumit atau sulit dan mereka akan sering menemukan kegagalan dalam melakukan gerakan yang dituntut, maka kebosanan akan cepat timbul didalam dirinya. Kebosana yang timbul karena mereka tidak melihat atau merasakan dari usaha-usaha yang mereka lakukan.
9. aplikasikan keterampilan motorik yang sudah dikuasai kedalam situasi yang sesungguhnya
prinsip pengajaran mencapai tujuan kurikuler melalui bermain bukan berarti mengabaikan penguasaan teknik-teknik dari suatu cabang olahraga yang ada didalam kurikulum, tepapi mengembangkan bentuk-bentuk permainan yang mengarah pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga. Penerapan prinsip ini antara lain bertujuan
a. mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik
b. menyalurkan hasrat peserta didik untuk bermain
c. memperkaya bentuk-bentuk keterampilan motorik peserta didik
d. mengembangkan kreatifitas, sportifitas, solidaritas dan interaksi sosial peserta didik
e. mengatasi kekurangan peralatan yang dibutuhkan

10. mencapai tujuan kurikuler melalui bermain
dari hasil pengamatan terhadap penyelenggaraan pendidikan jasmani disekolah dasar ditemui beberapa kenyataan sebagai berikut :
a. materi pengajaran yang disajikan merupakan materi yang ada pada GBPP
b. dalam proses pembelajaran banyak peserta didik yang pasif karena menunggu giliran untuk melaksanakan tugas gerakan terlalu lama, ini akibat dari peralatan yang kurang mendukung
c. kepasifan peserta didik dalam melakukan gerakan yang dipelajari, juga disebabkan karena guru terlalu berotientasi pada pengajaran teknik-teknik gerakan yang dituntut secara rinci.
d. Kurikulum pendidikan jasmani sekolah dasar lebih banyak menuntut untuk mengajarkan cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan.

BAB III
SIMPULAN

1. Bidang studi pendidikan jasmani merupakan bidang studi yan dinanti-nantikan oleh peserta diidk
2. pendidikan jasmani menuntut aktivitas manusia dengan melibatkan tiga unsur yaitu kognitif, motorik dan afektif
3. penerapan prinsip pembelajaran keterampilan motorik haruslah berorientasi pada perkembangan dan pertumbuhan peserta didik baik kognitif, motorik maupun afektif.
4. setiap penerapan dan pengembangan prinsip pembelajaran keterampilan motorik haruslah bersifat memberikan bantuan pada peserta didik baik untuk memudahkan pencapaian tujuan, maupun dalam peningkatan kualitas proses pembelajara.

DAFTAR PUSTAKA

Kiram, Yaniar. 1992. Belajar Motorik. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

0 komentar:

Posting Komentar